Analisis Spasial Sebaran dan Tingkat Kerawanan Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kota Bukittinggi

Penulis

  • Ilham Yasranda Universitas Negeri Padang
  • Azhari Syarief Universitas Negeri Padang

DOI:

https://doi.org/10.58812/jgws.v3i03.2725

Kata Kunci:

Kerawanan, Demam Berdarah Dengue (DBD), Sistem Informasi Geografis, Analisis Spasial, Kota Bukittinggi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat kerawanan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bukittinggi; dan (2) mengetahui pola sebaran spasial kasus DBD di Kota Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) terhadap populasi sebanyak 297 blok permukiman. Sampel untuk uji ketelitian diambil sebanyak 51 titik dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Parameter yang digunakan sebagai penentu tingkat kerawanan meliputi kepadatan penduduk, kepadatan permukiman, pola permukiman, jarak terhadap sungai, jarak terhadap Tempat Pembuangan Sementara (TPS), dan jarak terhadap Taman Pemakaman Umum (TPU). Teknik analisis data yang digunakan adalah skoring, buffer, dan overlay untuk menentukan tingkat kerawanan, serta analisis tetangga terdekat (Average Nearest Neighbor) untuk menentukan pola sebaran kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerawanan DBD di Kota Bukittinggi terbagi menjadi tiga kelas: Tidak Rawan (43,5%), Rawan (39,2%), dan Sangat Rawan (17,3%). Sebaran kasus DBD menunjukkan pola mengelompok (clustered) secara signifikan (NNR = 0,643; p-value < 0,01), yang terkonsentrasi di wilayah pusat kota yang padat penduduk dan memiliki karakteristik lingkungan yang mendukung perkembangbiakan vektor.

Referensi

Achmadi, U. F. (2012).Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Alda, A. S., Madjid, D. A., Eva, F., Darma, S., & Maulani, D. (2024). Karakteristik kejadian demam berdarah dengue pada anak. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran, 4(7), 539-547.

Bintarto, R., & Surastopo Hadi Sumarno. (1991).Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

Bone, T., Kaunang, W. P. J., & Langi, F. L. F.G. (2021). Hubungan Antara Curah Hujan, Suhu Udara dan Kelembaban dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Manado Tahun 2015- 2020. Jurnal KESMAS, 10(5), 36-45.

BPS. (2023). Kota Bukittinggi dalam Angka 2023. Data Statistik. BPS Kota Bukittinggi.

Chasanah, M. Z. (2016). Analisis Tingkat Kerawanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta Dengan Berbantuan Sistem Informasi Geografis. Geo Educasia, 1(10), 2–19.

Ditjen Cipta Karya PU. 2006. Prosedur Standard Perencanaan Umum Kota. Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya Pekerjaan Umum

Ditjen Cipta Karya PU. 2010. Variabel Penilaian Lingkungan Permukiman. Jakarta: Direktorat Jendral Cipta Karya Pekerjaan Umum

Fadhilah, A., & Sumunar, D. R. S. (2018). Analisis Spasial Tingkat Kerawanan Demam Berdarah Dengue untuk Pemetaan Daerah Prioritas Penanganan Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Geomedia: Majalah Ilmiah Dan Informasi Kegeografian, 16(1).

Hadi Sabari Yunus. (2010).Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemenkes, R. I. (2020).Incidence Rate Per 100.000 Penduduk Demam Berdarah Dengue Tahun 2010-2018.

Kementerian Kesehatan RI. (2019, 17 September). Waspada DBD di Musim Kemarau. Diakses pada 19 mei 2025, dari https://kemkes.go.id/id/waspada- dbd-di-musim-kemarau

Khairunnisya, K. (2017).Kontribusi Supervisi Akademik Kepala Madrasah dan Budaya Organisasi Terhadap Mutu Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Way Kanan(Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Muliansyah, & Baskoro, T. (2016). Analisis Pola Sebaran Demam Berdarah Dengue Terhadap Penggunaan Lahan Dengan Pendekatan Spasial di Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-2013. Journal of Information Systems for Public Health,1(1), 47-54.

Pahleviannur, M. R. (2019). Pemanfaatan Informasi Geospasial Melalui Interpretasi Citra Digital Penginderaan Jauh untuk Monitoring Perubahan Penggunaan Lahan. JPIG (Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Geografi), 4(2), 18-26.

Pemerintahan Kota Bukittinggi. 2016. Profil Kota Bukittinggi Tahun 2016. Kota Bukittinggi: Pemerintahan Kota Bukittinggi.

Peraturan Kepala BPS Nomor 37 Tahun 2010, tentang Klasifikasi Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia.

Prawindia, L. (2012). Pemanfaatan Citra Ikonos Untuk Penentuan Zonasi Tingkat Kerawanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surakarta Tahun 2012.

Prihartantie, I. T., Sulistiyani, & Nurjazuli. (2017). Hubungan Faktor Lingkungan dan Faktor Demografi dengan Kejadian DBD di Kota Salatiga. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e- Journal), 5(1), 450-456

Ramadhani, A., Widayani, P., & Widartono, B. S. (2014). Pemetaan Kerawanan Penyakit Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Multi Kriteria di Kecamatan Purwokerto Timur. Jurnal Bumi Indonesia, 3(2), 228559.

Soedarto. (2012).Demam Berdarah Dengue Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta: Sugeng Seto.

Sutanto. (1986). Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

WHO. (2018). Demam Berdarah dan Parah. World Health Organization

Unduhan

Dimensions

Diterbitkan

2025-10-31

Cara Mengutip

Analisis Spasial Sebaran dan Tingkat Kerawanan Demam Berdarah Dengue (DBD) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kota Bukittinggi. (2025). Jurnal Geosains West Science, 3(03), 158-168. https://doi.org/10.58812/jgws.v3i03.2725